Mau tau kenapa sih kebanyakan orang berambisi mengusai jurus hewan..? mau tau jawabannya? silahkan baca ..!
Apabila kita bandingkan ukuran manusia dengan kekuatan tubuhnya, manusia adalah makhluk yang lemah. Belalang sepanjang 10 cm dapat melompat sejauh 50 kali panjang tubuhnya. Semut mampu mengangkat beban yang beratnya 10 kali lipat berat tubuhnya. Terlebih lagi dibandingkan dengan kuda, gajah, atau harimau, manusia tampak semakin lemah dan tak berarti.
Apabila kita bandingkan ukuran manusia dengan kekuatan tubuhnya, manusia adalah makhluk yang lemah. Belalang sepanjang 10 cm dapat melompat sejauh 50 kali panjang tubuhnya. Semut mampu mengangkat beban yang beratnya 10 kali lipat berat tubuhnya. Terlebih lagi dibandingkan dengan kuda, gajah, atau harimau, manusia tampak semakin lemah dan tak berarti.
Posisi manusia tampak lemah karena
ia tidak memiliki alat beladiri alami, seperti elang
memiliki cakar dan paruh yang tajam, kerbau dengan
tanduknya yang kuat, harimau yang perkasa
dilengkapi cakar dan gigi – gigi yang tajam, trenggiling
yang terlindung oleh sisiknya seperti perisai atau landak
yang tubuhnya penuh dengan duri.
Kehidupan manusia semakin terancam
karena ia tidak dilengkapi oleh naluri yang tajam. Namun Allah Maha Besar,
manusia yang lemah itu dilengkapiNya dengan modal yang tiada dualnya. Modal
yang terbaik yang dimiliki manusa adalah akalnya yang didukung oleh kemampuan untuk
berjalan tegak dan jari-jari yang dapat bergerk bebes. Manusia dengan akalnya
belajar memeperhatikan dan memanfaatkan alam. Dari pengamatannya atas perilaku
binatang, ia memperkirakan akan datangnya hujan, badai, atau bencana alam yang
lain.
Pengamatan manusia pada dunia
binatang memberikan banyak pengetahuan. Alam memperhatikan bagaimana harimau
menerkam mangsanya, elang menyambar anak ayam, atau ular menangkap musang. Alam
mengajarkan pula bagaimana kelincahan kijang dapat meloloskan diri dari tekaman
harimau, usaha induk ayam menyelamatkan anaknya dari terkaman elang. Dan
kecepatan musang untuk mengalahkan si ular.
Manusia memeperhatikan bahwa
kelincahan dapat mengimbangi kekuatan, kecepatan membuat cakar yang tajam tak
berguna, dan kewaspadaan dapat mematahkan segala ancaman. Kebebasan anggota
tubuh manusia dalam bergerak memungkinkan dapat meniru gerakan-gerakan dan
kebiasaan binatang-binatang tersebut guna mempertahankan dirinya,, maka dari
situlah muncul cikal bakal seni beladiri yang mengambil kekuatan dari binatang
seperti : Jurus harimau, Jurus bangau, Jurus elang,
Jurus beruang, Jurus kera, Jurus kangguru dll.