Namanya Muiz

" Liku-Liku Perjalalan Sang Perantau "

Minggu, 05 Februari 2012

TIADA KATA TAMPA PERJUANGAN
PPTQ IBNU ABBAS KLATEN, 31 JANUARI 2012 16:45 WIB



"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Oleh Allah dari pada seorang mukmin yang lemah"

Kami adalah para pemuda yang tangguh, 
hati tulus dengan iman membaja.
pemuda berpendirian kuat, tegas yang tidak hanyut oleh suasana.,
memegang teguh petunju Allah...,
melawan segala rintangan dan musuh-musuh Allah dan RasulNya.
bertekat untuk mengubah masa suram lagi seram.
ketekatan mengandung keikhlaaan, kecerdasaan, kekuatan, dan kesanggupan,
kami akan Mulai saat ini, mengubah masa yang suram,
karena kami adalah generasi-genrasi harapan dan pengibar bendera-bendera harapan.



Allahu Akbar...Allahu Akbar !!




Kelas 9A
M Mutholib Ridho, M Tsaqif fikri, Yahya Ahmad, M Bilal, Iqbal Nur Syamsyudin, Irvan Fikri Umar, Abdurrahman Hanif, Wildan Syahidullah, Syahensyah Lutfianantama A, Farizan Abid Abdillah, Zen Manggala Putera, Azif Fahmi, Mufti Islahidin Ma’arif, M Aushof Qamal, Dzaki T, Asmawi, Alif, Ahmad Nafis, M Faris Al Multazim, Sulthon Shalahudin El Munir, M Ghulam Al Faruqi, M Hanif Ibrahim Al Khisaini, M Syafiq Dzulfiqor, Ibrahim Mujahid Rabbani )




KELAS 8A
( M Kanzul Ulum, M Nur Fahada, Maulana Yusuf, Luthfi Hanifiyyah, Labibudin Alvin, Sa’dullah Adib, Rahmat Agung, Ahmad Azka, Anas Waliyullah, M Itqon )
                                         

KELAS 7A1
( M Asyam Helmi Anin N, M Azmi Saifullah, M Firdaus Auliyaa’ulhaq, M Fikri Ghozali, M Ulwanul Roid Al fahmi, M Amiq Azmi, Reihan ‘Adbun Syakuro, Nabiel Fauzan Mulyana, Ikhlas Hanif Amrullah, Mus’ab, Miqdad Al Farisi, Dwi Nuryudha Ken Rifqi, Ahmad Nasyith As Syauqi, Abdurrahman abror, Alkanu Hizbun Muhammad )
(Pendamping: ust joko, ust fajar. photo : ust Rofi')


KELAS 7A2
( Abdullah Harits, M naufal Jundi Islam, M Haitsam Azhar, M Nassirul Haq, Junduna Krim Al jabar, M Tema Rizan Mumtaaza, Kayyis Hawari, Tholut,  M Fatih Afifuddin, M Wildan Fanani, Muslihur Rois Madani, Alfan Rifa’I, Ahmad Dzulfikar, Bima Andi Ibrahim, Aulia Rachamn Alief )  (Pendamping : ust fajar. photo : ust Rofi')


*team : ust uqbah, ust ihsan, ust fajar,
             ust jokoust rofi'


NB: bagi santri santri yg blm tercantum namanya, segera lapor ya,,^^

Sabtu, 04 Februari 2012

Tinta emas Ust A.D Elmarzdedeq

Kamis, 2 Februari 2012 08:24:24


Bismillaahirrahmaanirrahiim
PENGALAMAN PENULIS BERSAMA
AL-USTADZ MARZDEDEQ RAHIMAHULLAAHU TA'ALA

Thifan Po Khan dan Syufu Taesyukhan termasuk beladiri klasik yang masih 
terjaga keashliannya. Hal ini didukung oleh dua paktor :
1.    Faktor kesinambungan pengajaran,
2.    Ada kitab aslinya.

Penulis akan memaparkan beberapa pengalaman penulis berkenaan      
dengan       " KIPRAH AL-USTADZ MARZDEDEQ RAHIMAHULLAAHU 
TA'ALA DALAM MENGEMBANGKAN THIFAN PO KHAN DAN SYUFU 
TAESYUKHAN".

Penulis mulai kenal Thifan Po Khan ketika penulis mondok di Pesantren 
Persis Bentar Garut tahun 1987, dengan pembimbing Al-Ustadz Pupu. Pada 
waktu itu beliau pernah mengajak penulis bertemu Al-Ustadz Marzdedeq di 
Bandung dan itu perkenalan pertama penulis dengan Allaahu Yarham  Al-
Ustadz Marzdedeq.

Pada tahun 2005 penulis pernah mengalami cedra serius akibat latihan 
Thifan dan penulis bolak-balik berobat ke Allaahu Yarham Al-Ustadz 
Marzdedeq. Pada kesekian kali pengobatan, beliau memanggil penulis yang 
intinya supaya penulis belajar Thifan  langsung ke beliau dengan beberapa 
teman penulis yang tergabung dalam PERSUDARAAN THIFAN PO KHAN 
INDONESIA ( PTI ).

Al-Ustdaz Marzdedeq Rahimahullaahu Ta'ala merasa prihatin dengan 
perkembangan Thifan yang beliau rintis mulai tahun 1970, pada tahun 2005 
Thifan Po Khan di bawah beliau terpecah dalam beberapa wadah, kata 
beliau ketika itu sampai lebih kurang 18 aliran . Setelah beberapa kali kami 
belajar kemudian beliau mengundang beberapa kelompok Thifan, lalu beliau 
mencetuskan ide untuk menyatukan Thifan di bawah beliau dalam wadah  " 
PERAUDARAAN THIFAN PO KHAN INDONESIA ( PTI ). Ketika itu kami 
sepakat untuk menerima ide tersebut yang dituangkan dalam penandatangan 
bersama . Dalam perjalanannya ternyata pengaharapan Al-Ustadz 
Marzdedeq Rahimahullahu Ta'ala belum bisa dilaksanakan dengan baik. 
Pengharapan beliau yang utama adalah supaya tamid-tamid Thifan kembali 
kepada kitab Thifan Po Khan  dan begitu pula Syufu Taesyukhan. Keahlian 
beliau adalah dalam Thifan Po Khan adapun Syufu Taesyukhan beliau 
pernah belajar dan tidak selesai tetapi beliau mampu membaca kitab Syufu 
Taesyukhan.

Beberapa pengalaman penulis ketika belajar ke Al-Ustadz Marzdedeq 
Rahimahullaahu Ta'ala mulai tahun 2005 sampai wafatnya dan mudah-
mudahan ada hikmahnya bagi pembaca terutama tamid Thifan Po Khan dan 
Syufu Taesyukhan.
1.    Beliau sering membuka pembelajaran  kami dengan petuahnya 
terutama pada dua tahun pertama pembelajaran kami dengan beliau : " 
ARUNG-ARUNG SAMPAI DI UJUNG BERLAYAR SAMPAI DI TEPIAN" 
, maksudnya kalau belajar harus sampai selesai , kalau belajarnya 
setengah-setengah tidaklah bermamfaat atau sangat sedikit 
mamfaatnya baik bagi dirinya terlebih bagi orang lain. Beliau 
menjelaskan bid'ah dalam syara neraka, bid'ah dalam latihan celaka.
2.    Kitab Thifan telah menyebar kemana-mana dan tidaklah beliau hawatir 
dengan hal itu, karena untuk mempelajari kitab tersebut itu ada kunci-
kuncinya. Dalam pendahuluan kitab Thifan Po Khan dijelaskan : " 
Tiadalah sebarang orang dapat mengartikan atau mengkajinya bagi 
seorang awam dalam ilmu ini, maka ia harus empunya seorang 
pembimbing " . Maksud awam di sini tidak tahu cara menterjemahkan 
ilmu Thifan / kitab Thifan Po Khan.
3.    Beliau sangat marah ketika dikatakan latihan Thifan Po Khan ujung-
ujungnya turgul/kelahi. Beliau menukil ungkapan dalam muqodimah 
kitab Thifan Po Khan : " Semoga segala olah laku tamid itu tiada lepas 
dari tujuan suci mengikat diri pada tali Allaah mempertahankan Haq dan 
akan mereka yang mempergunakan ilmu ini pada jalan bathil  semoga 
terompang barahlah mereka itu .
4.    Beliau menjelaskan senam dan jurus Thifan Po Khan sudah baku tidak 
boleh dirubah-rubah  dan sebagai patokannya adalah Kitab Thifan Po 
Khan sendiri, demikian juga halnya dengan Syufu Taesyukhan. Ilmu 
Thifan demikian Syufu sudah diuji dalam berbagai peperangan 
sebelum dibukukan pada abad ke-16 M, jika kita merubahnya tidaklah 
pas karena orang dulu akan lebih baik dalam ilmu beladirinya. 
5.    Beliau menjelaskan setiap ilmu beladiri punya alur masing-masing 
dengan kata lain sudah satu paket. Tidak boleh menyatukan satu 
beladiri dengan beladiri lain sebab akan menyebabkan cedra bagi 
orang itu, termasuk juga menyatukan Thifan Po Khan dan Syufu 
Taesyukhan.
6.    Beliau menjelaskan latihan Thifan Po Khan boleh dari umur 10 tahun, 
kurang dari itu anak belum bisa diarahkan dan sangat bahaya kalau 
bermain yang ujungnya akan memukul dan menendang temannya. 
Adapun Syufu Taesyukhan   diajarkan kepada orang yang sudah 
berumur 18 tahun ke atas , punya perawakan badan yang kekar dan 
tingginya di atas rata-rata orang Melayu dan Cina sekitar 170 cm ke 
atas.
7.    Beliau menjelaskan setiap Tamid Thifan Po Khan begitu pula Syufu 
Taesyukan haruslah memahami tauhid yang benar dan jangan sampai 
terjerumus kepada bid'ah dalam syara, karena ini merupakan ruh Thifan 
dan termasuk salah satu janji tamid Thifan Po Khan. 

Bandung, 16 Januari 2012
TAMID THIFAN PO KHAN
Abu bakar  Sulaiman



* di ambil dari situs resmi http://www.thifanpokhan.org

Kisah 3. (Selasa, 29 Desember 2009 13:53:16)


Gagal Di Palak


Siang yang sangat terik. Suhu mungkin saat itu mencapai 33 C. Sangat tidak nyaman memang siang-siang bepergian di Jakarta ini. Panas, debu, bercampur dengan keringat yang membasahi badan. Kalau tidak terpaksa karena ada urusan sangat penting sebenarnya malas sekali bepergian di siang bolong seperti itu.

Dua puluh menit sudah siang itu saya menunggu angkot. Selang beberapa menit terlihat angkot warna merah jurusan Lebak Bulus terlihat dari jarak sekitar 50 meter. Alhamdulillah akhirnya dapat angkot juga akhirnya. Di dalam angkot sudah ada seorang wanita dan 5 orang pria. Lumayan, bisa dapat tempat duduk agak lega. Sekitar 200 meter kedepan, wanita itu minta turun dari angkot, sehingga tersisa saya dan 5 orang pria serta bang sopir.

” Mau kemana bang”, sapa pria di depan saya. “ Mau ke Lebak Bulus”, jawab saya singkat dengan sedikit senyum. Numben siang begini ada orang ramah di angkot, pikir saya. Biasanya sudah agak jarang orang yang akrab di tempat umum, kecuali sekedar senyum atau bertanya hal-hal yang penting. Kalaupun ngobrol biasanya mereka sudah kenal sebelumnya. Mungkin ini salah satu penyakit yang timbul dari tatanan metropolitan.

“ Kita lagi muter-muter nih,” lanjut pria tadi. ” Iya kita lagi cari orang Manado,” imbuh pria yang lain. Oh, ternyata ke lima orang ini adalah satu rombongan, saya pikir sendiri-sendiri. Kalau dilihat tampang mereka bermacam-macam, tidak hanya dari satu suku.” Ada apa cari orang Manado,” timpal saya. ” Kita sedang ada masalah dengan orang Manado,” sahut mereka. ”Oh,” guman saya lirih.


Suasana jadi hening. Karena saya berusaha tidak mencapuri urusan mereka. ” Abang orang Manado ya ? ” tiba-tiba mereka bertanya lagi. ” Bukan, ada-ada aja. Mana ada tampang Manado seperti saya,” sahut saya . “ Tapi sepertinya abang orang Manado?!” mereka berusaha lebih menekan.” Bukan, saya orang Jawa,” sergah saya. Kondisi waktu itu sudah terlihat tidak nyaman, saya perhatikan 5 orang tersebut memperhatikan saya dengan seksama dan kurang bersahabat. Bang sopir juga kelihatan diam saja, tanpa reaksi. 

Kecurigaan saya mulai muncul, mereka kelihatan bukan orang baik-baik. Mungkin mereka kelompok ”Pemalak” yang biasa beroperasi dengan modus seperti ini. Kondisi ini membuat saya merubah posisi duduk dan kaki agar lebih waspada dan leluasa bergerak.” Lihat KTP nya !” perintah orang di depan saya. ” Emang kamu siapa !” hardik saya. Kondisi semakin memanas. Tiba-tiba tangan salah seorang dari mereka mencoba meraih kerah baju saya. Spontan dan tidak terpikirkan karena kaget tangan kiri saya menangkis dan tangan kanan siap memukul. Kondisi reflek seperti ini sering muncul setelah beberapa tahun latihan Thifan Po Khan. Terlihat mereka saling pandang, keget melihat reaksi reflek saya tadi. Kesempatan ini saya pakai untuk menekan mereka lebih lanjut. ”Kalian jangan macam-macam!” gertak saya. Mungkin mereka kaget, wajah saya yang awalnya keliatan kalem dan badan lemah, tiba-tiba bisa menjadi galak dan berani. Kalau ada kaca, pingin juga tahu seperti apa tampang saya waktu itu hehe.

Selang beberapa detik kemudian, tiba-tiba mereka bilang ke sopir untuk berhenti. Kelima orang tersebut buru-buru turun dari angkot tapi tidak bayar. Masih sempat salah satu dari mereka bilang,” Maaf bang salah orang.” ”Pecicilan,” gerutu saya dalam hati.

” Mereka itu memang gerombolan palak” tiba-tiba bang sopir ngomong. ” Lho kok dari tadi diam aja bang?” protes saya. ” Saya nggak berani mas, karena teman mereka banyak dan saya tiap hari cari makan di daerah sini,” bela bang sopir. ” Ooo gitu,” guman saya lirih sambil bersyukur karena terhindar dari pemalakan.

Inilah penyakit lain di ibukota. Kejahatan yang terorganisir dengan baik akan menjadi ancaman bagi orang lemah. Pesan mirip seperti ini pernah disampaikan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. Alhamdulillah kondisi sekarang ini akan berubah karena Kapolri yang baru Bp Bambang melakukan gerakan pembersihan preman yang memang secara jumlah dan kegiatan sudah sangat meresahkan. Semoga gerakan ini berlanjut dan berhasil seperti yang dilakukan oleh Hongkong sebelum era 1987 ketika menanggulangi gerakan mafia disana. (anr)


Kisah 2. (Sabtu, 1 Agustus 2009 14:30:22)

Kapak Merah di Cempaka Putih


Sebelumnya saya meminta maaf apabila cerita yang saya sampaikan ini kurang berkenan, niat menuliskan cerita ini hanya sekedar untuk berbagi cerita dan pengalaman, bukan untuk menyombongkan diri.

Kisah ini berawal ketika beberapa tahun lalu, saya melakukan tugas ke luar kantor bersama seorang teman. Hari itu jalanan sangat macet, untungnya AC mobil berjalan dengan baik, diiringi dengan alunan nasyid Raihan cukup membuat hati jadi lebih tenang dan nyaman.

Kendaraan perlahan sudah mendekati perempatan Cempaka Putih – Jakarta Timur, kemacetan semakin bertambah dengan adanya kekacauan di lampu merah karena adanya beberapa oknum yang melanggar trafficligh. Sedang sibuk-sibuknya mencari jalan keluar dari kemacetan, tiba-tiba saya melihat dari kaca sepion beberapa orang, mungkin sekitar 6 orang sedang mengerubuti sebuah mobil. Awalnya saya pikir mereka adalah para pedagang asongan, tetapi dari gelagatnya terlihat mencurigakan, karena ada tindakan kasar yang dilakukan mereka berupa pengerusakan sepionm, bahkan terlihat ada yang membawa sentaja tajam walau agak ditutup-tutupi. Saya berfikir pasti ini perampokan. Spontan saya langsung mencari kunci stir mobil dan bersiap turun dari mobil untuk menolong orang yang malang tersebut. Tetapi niat tersebut sempat terurung karena ditarik dan dilarang oleh teman karena takut akibatnya, karena beberapa dari perampok tersebut membawa senjata tajam. Tetapi niat untuk menolong orang lain tak bisa surut dan dengan memantapkan hati serta memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah maka saya turun dan langsung berteriak rampok …rampok …rampok ..sambil mengayun-ayunkan kunci stir mobil.


Teriakan keras dari saya tersebut ternyata membuat konsentrasi para perampok buyar, kecemasan dan kemarahan terlihat dari wajah mereka. Para pengendara kendaraan dan orang yang berada disekitar lokasi juga langsung mengarahkan perhatian ke lokasi tersebut. Dengan perasaan campuran antara ragu dan berani, saya maju ke arah para perampok, saya semakin terkejut ketika mereka mengangkat senjata mereka yang ternyata berupa kapak dan berwarna merah, saya langsung tersadar bahwa mereka adalah gerombolan Kapak Merah, gerompolan perampokan yang pada tahun itu sedang heboh karena aksi perampokan jalanan mereka. Salah satu dari mereka tiba-tiba lari mendekati saya dengan mengayunkan kapak, hampir saja jantung saya berhenti karena kaget, karena tidak menyangka mereka nekat sekali. Berkat perlindungan Allah saya langsung tersadar dan langsung memukulkan stir mobil ketangannya dan dilanjutkan menendang perutnya. Melihat salah satu temannya terjungkal, dan melihat konsentrasi massa yang mulai mengarah ke lokasi ternyata membuat nyali mereka menjadi ciut, ini terbukti mereka ragu-ragu mengikuti langkah temannya untuk melawan, dan akhirnya keputusan mereka adalah lari. Keinginan mengejar terurungkan, karena mereka masuk dalam perumahan yang kumuh di sekitar perempatan Cempaka Putih, yang saya sendiri tidak tahu medannya, dan selain itu karena tidak adanya orang lain yang ikut bereaksi untuk mengejar mereka.

Perasaan lega karena selamat dan bisa menolong orang membuat saya semakin semangat untuk latihan Thifan Po Khan, ternyata latihan yang saya jalani walau lumayan berat, ternyata membuahkan hasil, sehat dan bisa digunakan untuk membela kebenaran. (no name)


pengalaman pengalam para pendekar

kami ambil dari sumber asli situs   http://www.thifanpokhan.org/

Kisah 1. (Rabu, 15 Juli 2009 13:08:25)
01.00 di senin

Pulang malam hampir menjadi kegiatan rutin saya, selain pekerjaan yang cukup banyak juga kadang-kadang ada kegiatan lain yang menuntut saya pulang sampai larut malam atau bahkan dini hari. Berbekal kepasrahan kepada Allah dan sedikit memampuan beladiri, membuat saya lebih percaya diri walau pulang larut malam dan harus melewati kawasan yang sepi atau rawan.

Kala itu, sekitar tahun 98 an, saya harus pulang sangat larut malam, sehingga sekitar jam 01.00 masih berada di daerah Senin, Jakarta Pusat, tepatnya di seberang Atrium Plaza. Saya menunggu mobil omprengan menuju terminal Pulo Gadung, cukup lama saya berdiri disana, suasana sangat sepi, sesekali terlihat kendaraan dan orang sedang lewat. Sekitar 30 menit menunggu, omprengan yang saya tunggu belum lewat juga. Tak berapa lama seorang pria berjalan menghampiri saya, lumayan buat temen nunggu omprengan, pikir saya.


Obrolan ringan tak terasa mengalir begitu saja, dari pertanyaan alamat sampai tujuan sudah saling ditanyakan. Makin lama, pembicaraan pria tadi terlihat ada keanehan, pertanyaan yang diajukan mulai terasa menekan, gerakan tubuhnya menunjukkan gelagat yang tidak baik. Dia berjalan berputar mengelilingi saya, seakan ingin mengetahui kondisi saya dari segala posisi. Ketika ditanyakan mengapa dia melakukan itu, dibalas dengan jawaban yang keras, bahwa itu urusan dia. Mulai dari situ, saya mulai berfikir waspada Saya tunjukkan kepadanya bahwa saya tidak kalah mental dan menunjukkan gelagat bahwa saya bukan orang “kosong”. Saya katakan dengan kalimat yang cukup menekan, jangan melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri.

Malam semakin larut dan kondisi semakin sepi, saya perhatikan di sekitar lokasi hanya ada seorang pria berjarak 50 meter-an yang sedang menunggu dagangannya. Setelah mengelilingi saya beberapa kali, pria tadi berhenti di depan saya. Dengan bahasa menekan dia meminta uang kepada saya, tentu saja permintaan saya tolak dengan tidak kalah tegasnya. Karena tidak mendapatkan apa yang dihendaki tiba-tiba si pria mengayunkan tangan ke arah saya, karena memang sudah waspada maka saya langsung melakukan gerakan perlawanan, dengan menggeser kaki maju saya lakukan gerakan kuncian, kalau dalam bahasa jurus Thifan Po Khan, namanya jurus ”Meruntuhkan Puing Kerajaan. Tangan mengunci berputar dan kaki menelikung kebelakang, langsung membuat si pria jatuh terjerembab dengan muka mencium aspal. Teriakan kesakitan dan minta ampun dari si pria mengakhiri adegan kekerasan singkat tersebut. Tidak berselang lama setelah kejadian tersebut lewatlah mobil ompreangan yang ditunggu, Alhamdulillah Allah melindungi hamba-Nya yang lemah ini dari ujian kehidupan.

Sekedar hikmah dari kejadian tersebut, janganlah sering keluyuran malam-malam :-) , kalaupun pulang malam maka waspadalah dan banyak berdoa kepada Allah, kalau ketemu penjahat maka siapkan mental dan fisik, karena sebenarnya penjahat sering tidak mempunyai kemampuan beladiri yang layak dan tidak mempunyai kekuatan fisik yang prima. Dan yang terakhir, bekalilah diri kita dengan beladiri, semoga Allah senantiasa melindungi kita semua.Amin (Penulis tidak bersedia menyebutkan namanya)

Asal Kelahiran Beladiri

Ini dia asal usul beladiri seluru dunia *walaupun ada yg blm di cantumkan 

·        Australia
Zen Do Kai
·        Brittany
Gouren
·        Brazil
Brazilian Jiu-Jitsu, Capoeira, Vale tudo
·        Burma  (Myanmar)
Bando, Lethwei
·        Cambodia
Bokator, Pradal Serey
·        Canada
Okichitaw
·        China
 Baguazhang, Bajiquan, Changquan, Fanziquan, Hung Ga,  Liuhebafa, Northern Praying Mantis, Souther Praying Mantis, Sanshou, Shaolin Kung Fu, Shuai Jiao, Tai Chi Chun, Wudang Kung Fu, Wushu, Xingyiquan Zui Quan
·        Egypt
Tahtib
·        France
Canne de combat, Kinomichi, Savate
·        Germany
Germany school of fencing
·        Georgia
Khridoli
·        Greece
Pankration
·        Iceland
Glima
·        Indonesia
Pencak silat
·        India
Dravidian martial arts, Gatka, Kalarip payattu, Malla-Yuddha, Silambam, VajraA Musshti, Pehlwani
·        Iran
Kung Fu To’a, Varzesh-e Pahlavani
·        Israel
Krava Maga
·        Japan
Aikido, Battojustsua, Hojojutsu, Iaido, Iaijustsu, Shurikenjuts, Sumo, Jodo, Jujutsu, Jukendo, Juttejutsu, Karate, Kendo, Kenpo, Kenjutsu, Kyudo, Kyujutsu, Naginatajutsu, Ninjutsu
·        Malaysia
Silat Melayu
·        New Zealand
Mau Ra?kau
·        Nigeria
Dambe
·        Philippines
Eskrima, Modern Arnis Sikaran, Yawyan, Panantukan
·        Portugal
Jogo do pau
·        Russia
Fistfight, Sambo, Systema
·        Ryukyu Kingdom
Karate Okinawa Kobudat
·        Serbia
Svebor, Real aikido
·        Sri Lanka
Dravidian Martial arts
·        Switzerland
Schwingen
·        Somalia
Istunka
·        Spain
Spanish school of Swordsmanship, Lucha Canaria, Juego del palo, Yawara-jitsu
·        Thailand
Muaya Thai
·        United kingdom
Bartitsu, Defendu, Singlestick
·        United States Of Amarica
Chun Kuk do, Jeet Kune Do, Kajukendo, Marine Corps Martial Arts Program, Modern Army Combatives, Toso Kune Do, Collegiate Wrestling, Boxing
·        Uzbekistan
Kurash
·        Vietnam
Vovinam Nhat NamNo

 NB : bagi pembaca yg punya ilmu lebih, bisa tukar-nambah ilmu ^^